Terpaut Suratan Tangan Di Bawah Cakrawala Yang Sama
Source: pexels.com/freestocks.org |
Napasku berbeda dengan napasmu
Air mataku sekilas serupa denganmu
Kita bernaung di langit yang sama
Sayangnya kau dan aku terpaut dalam drama
Aku TAHU, aku SADAR, dan aku PAHAM!
Umpama bulir padi dan sekam
Aku tak lebih dari onggokan kotoran
Namun, engkaukah sang masa depan?
Masa depan, teruntuk mereka yang berjuang!
Masa depan, tak kenal pandang bulu
Masa depan, BUKAN hanya untuk yang beruang!
Bukan juga pada sang angin lalu
Terpaut suratan tangan yang tergaris
Nahas di bawah cakrawala pendakwa
Tak semua jiwa menempuh jalan manis
Tapi, lahir sekam juga istimewa
FYI; Puisi ini pernah diikutsertakan dalam lomba menulis puisi yang diselenggarakan oleh Alinea Publishing.
Post a Comment